Dikarenakan penempatan mami berlokasi di Sicincin yang berjarak sekitar 50-an km dari Kota Padang, dan kondisi jalur transportasi yang cukup beresiko jika mami harus bolak balik Padang-Sicincin-Padang dalam kondisi Hamil, maka Papi memutuskan untuk pindah sementara ke Sicincin bersama mami.
Papi pun mengontrak sebuah kamar di sebuah rumah yang berada tidak jauh dari Puskesmas, sekitar 200m. Buk Upik, nama pemilik rumah tersebut, sengaja papi milih rumah tersebut karena selain dekat dirumah tersebut ibuk upik hanya tinggal dengan 3 orang anaknya, sehingga jika kami ikut bergabung tidak akan memberikan beban malahan buk upik merasa senang karena dapat teman baru.
Bulan April papi dan mami memulai tinggal dilokasi tersebut karena mami sudah diharuskan masuk kerja pada awal bulan april. Papi harus bolak balik Sicincin - Padang - Sicincin setiap Hari Senin s/d Hari Jumat, sedangkan hari sabtu papi menunggu jadwal mami pulang sekitar jam 1 siang dan bersama-sama kembali ke Padang.
Papi dan mami kembali lagi ke Sicincin pada hari Minggu sorenya, begitulah kondisi yang harus dihadapi papi selama kurun waktu 3 bulan kurang, pagi berangkat pukul 06.00 WIB sampai di Padang pukul 07.00 WIB, dan kembali ke Sicincin pukul 15.30 WIB dan sampai kembali di Sicincin pada pukul 19.30 WIB dan terkadang lebih.
Mami diberi ijin cuti melahirkan pada Akhir bulan Juni, karena mami diperkirakan akan melahirkan pada awal Juli. Pada akhir Juni tersebut, papi dan mami kembali memboyong peralatan dan inventaris rumah tangganya kembali ke Padang.
Selama kurun waktu3 Bulan kurang tersebut, papi banyak mengalami kejadian-kejadian unik dijalan, mulai dari yang mistis sampai dengan hal-hal kecil lainnya. Yang pasti, papi sering melihat jam di dashboard mobil sebagai acuan waktu yang dibutuhkan dalam menempuh perjalanan bolak balik tersebut, karena di pikiran papi.....Bagaimana caranya bisa cepat sampai di rumah dan menemani mami dan nys (masih dalam perut-red) makan malam dan tidur.
0 komentar:
Posting Komentar